the grey shade of saturday
Mei 20, 2012
judul post kali ini agak2 kelabu, tapi jangan tertipu dulu. tulisan ini bukan tentang cerita-cerita patah hati atau rencana mutung ga karuan gara2 gagal malem mingguan. tulisan ini gue dedikasikan untuk sebuah album dari band indie indonesia kesayangan gue: pure saturday.
*
tujuh tahun kamerad! perlu tujuh tahun sejak mereka mengeluarkan album terakhir (elora, 2005) untuk membuat satu album lagi. bahkan tidak memperbaiki rekor hiatus mereka sebelumnya (red. jarak album utopia dengan elora 6 tahun, 1999-2005). gue bahkan ga menghitung album kompilasi lagu terbaik mereka yang keluar di tahun 2007, time to change time to move on, selain karena cuma menyertakan 2 lagu baru dan daur ulang lagu lama. tujuh tahun yang bikin kangen, sekaligus bikin dendam.
rindu-dendam itu seharusnya terlampiaskan ketika kemarin pure saturday membuat konser peluncuran album the grey concert namun fortuna masih jauh berpihak ke gue. gue keabisan tiket dan malem itu gue jaga rumah sakit. gue cuma bisa menitip cd album baru sama temen gue dan berharap bisa mengambil darinya secepat mungkin. jancuk. sepanjang malem gue galau mencaci tiap kicau tentang konser tersebut yang muncul di linimasa gue. sekali lagi jancuk.
menunggu satu malam itu lama kamerad, jadi jangan berpikir untuk menunggu mantan/pacar/gebetan lama-lama kecuali kamu mau bunuh diri pelan-pelan. ga pernah gue seseneng itu menerima cd dari orang lain, dan ga pernah gue orgasme telinga seklimaks itu akibat mendengarkan , paling tidak setelah terakhir kali gue merasakannya lewat album coldplay rush of blood to the head.
ada yang berbeda dengan album ini, ada yang berbeda dengan pure saturday secara keseluruhan. sepuluh lagu terdengar lebih segar, lebih eksperimentaal, lebih unortodoks, dan lebih cerah meskipun judulnya grey album. seperti mengukir optimisme baru, dengan cara pure saturday tentunya. dan semuanya termaktub dalam kesepuluh lagu.
**
intro > ga pernah kepikiran sama sekali album ini akan dibuka oleh alunan musik klasik
horsemen > organ dengan tune spooky + gebukan drum yang progresif akan mengingatkan kalian dengan yes, band glam rock era 80-an akhir
lighthouse > lagu yang kalian akan jatuh cinta padanya sejak mendengarkan intronya. gimana bisa ga kebawa gloomy dengar riff dan petikan gitar kang arief khas ps? signature pure saturday song.
musim berakhir > ini bukan lagu pure saturday. ini lagunya white shoes and the couples company, yang dicover gaya iyo. baik dari lirik hingga aransemen, salah satu lagu yang gue dengarkan berulang-ulang di album ini
starlight > lagi, ditulis satu lagu dengan pola classic rock, somekind of vanhalen-esque i suppose?
utopian dream > sebuah ballad dengan satu gitar pengiring? kenapa tidak? lengkingan rekti seperti melanjutkan teriakan yang ingin dia keluarkan di midnight mosque song. dengarkan liriknya dan untuk mendalami lagu yang satu ini.
the air the empty sky > another subterranean tune to bridge the next song passepartout
passepartout > passe partout adalah bahasa perancis yang artinya pergi kemana saja. sejauh ini lagu paling dark di album ini, seriously, meskipun tidak segelap labyrinth, dan meskipun sebenernya ini adalah lagu tentang cinta :]
to the edge > tadinya gue kira ini lagu radja, tapi 2 detik langsung memastikan bahwa shuffle itunes gue ga salah.
albatros > albatros adalah puncak eksperimen mereka di album ini. terbagi menjadi 3 bagian, lagu dibuka dengan killer line “to have a better life, fire will always be mine”. candle lit and moonshine dibawakan setenang jazz dengan alunan flute dan redaman organ hanya untuk menyongsong teriakan pemberontakan setelahnya. embrace adalah bagian yang paling revolusioner, kapan lagi ps main led zeppelin? dengerin! sedangkan dream a new dream adalah coda yang tenang. sounds like earth wind and fire + genesis + led zeppelin, masterpiece indeed.
***
daripada bingung cuma baca blogpost kurang jelas ini, mending beli ndiri langsung albumnya, cuma 35k di toko cd besar atau distro terkemuka di kota lo. okeh?
java jazz 2012: via 17-50 mm
Maret 8, 2012
oke, javajazz 2012 mungkin tidak semeriah java jazz taun lalu (selain karena faktor taun ini gue dateng tanpa pasangan ya *sigh*), tapi tetap salah satu festival musik yang layak diapresiasi. java jazz festival tetaplah tonggak festival musik internasional di Indonesia.
awalnya gue ga berencana datang, karena sir paul mccartney batal datang dan geng kodol ga ada yang mau dateng. namun seperti biasa nikmat tuhan datang dari tempat yang tidak diduga-duga, gue dapet gratisan (lagi :p) invitation dari bni, lengkap daily pass dan dua special show pat metheny dan herbie hancock. ini artinya udah 5 kali gue dateng java jazz dengan tiket gratisan, dari total 8 penyelenggaraan, bless the lord:)
dan berangkatlah gue ke gelaran ini, pagi-pagi buta (baca: jam 4 sore) untuk mengejar depapepe, hanya untuk pulang juga pagi-pagi buta setelah special show herbie hancock. biar kamera gue yang cerita meriahnya festival ini.
**
**
that’s all me lad, hope the next java jazz will be much better (read: in terms of person whom i watch this festival with :p). see the rest of the album here
lumpat-lumpat di JRL
Oktober 12, 2010
gue selalu suka dateng ke festival. entah itu festival film, seni, atau festival musik. datang ke tempat ini seperti masuk ke level 1 dream. seperti melepaskan atribut kejenuhan dan rutinitas hidup sejenak. seperti onani kebutuhan cipta rasa dan karsa (apa pula ini?).
dan ini yang gue rasa ketika akhirnya setelah sekian lama ga dateng ke festival musik, rock pula – java rockin’ land! datang ke festival ini seperti membebaskan jiwa anak kecil dalam diri gue. pesta id tanpa kekangan ego dan superego semalam suntuk! merasa suntuk dan terbelenggu? nyesel dah lo ga dateng ke sini. hidup teriak-teriak melepaskan amarah kawan! rarr.